Jumat, 27 Agustus 2010

Sahabat dan Jalan yang (Belum Tentu) Salah

Kamis, 25 Agustus 2010

Pukul 03.00 dini hari

Iseng-iseng saja, karena mata belum mengantuk dan jaringan wireless yang rusak, saya mengacak-acak folder di komputer. Melihat foto-foto dan lainnya. Tanpa sengaja saya menemukan beberapa folder film. Saya penasaran. Sekalian memanfaatkan keadaan sebab saya sedang tidak berminat menulis waktu itu. Saya buka satu folder film dan mainkan.

Judulnya ‘New York’. Sebuah film India, rupanya. Saya tidak tahu genre apakah film itu. Dari beberapa film India yang telah saya tonton, saya menafsirkan India mulai go internasional sekarang. Itu yang membuat saya tertarik.

Cerita awal dimulai dari seseorang yang ditangkap polisi karena di dalam bagasi mobilnya ditemukan senjata berupa pistol Ak-47. Tokoh film ini tidak ada yang saya kenal. Dalam film, pengendara mobil itu bernama Omar. Dia ditangkap dan diinvestigasi di markas besar Fbi oleh seorang agen bernama Roshan. Seorang agen berkebangsaan India juga. Usut punya usut, dimulailah kisah yang ingin disampaikan oleh film ini. Genre terrorist, saya menyebutnya begitu. Karena film-film india keluaran 2010 sepuluh ini sangat tertarik dengan hal-hal yang berbau teroris.

Agen yang bernama Roshan ini ternyata sedang mengincar seseorang yang –dengan berbagai bukti yang ada- dianggap sebagai teroris. Jadi apa hubungannya Omar dengan teroris-teroris itu? apakah Omar juga teroris?

Tidak.

Omar dan Sameer –bertiga dengan Maya (warga india yang dari kecil tinggal di Amerika)- adalah sahabat karib ketika kuliah dulu. Tujuh tahun berlalu. Sameer dan Maya akhirnya menikah dan mempunyai anak bernama Daniel. Dan pahitnya, Sameer adalah teroris yang diincar oleh agen FBI. Roshan mengatur trik –tentang senjata di dalam bagasi mobil- untuk menangkap Omar agar dia mau bekerjasama dengan FBI untuk membungkam Sameer. Awalnya Omar tidak mau bekerja sama. Dia pun tidak mengakui kalau Sameer –sahabat karibnya- adalah teroris incaran FBI. Namun Roshan mendesak dan membuat perjanjian untuk tidak membunuh Sameer jika Sameer benar-benar seorang teroris. Perjanjian disepakati. Dan mulailah Omar masuk ke dalam kehidupan Sameer dan Maya.

Sameer –dulu, sewaktu kuliah- adalah lelaki yang sering dianggap arogan oleh teman-temannya. Tentu saja, karena dia ahli dalam segala hal. Lomba lari. Olahraga. Dan permainan catur. Catur jugalah yang awalnya mempertemukan Omar dengan Sameer. Omar adalah orang pertama yang mengalahkan Sameer dalam permainan itu. Sedang Maya –seorang ketua senat kampus- telah mengenal Omar ketika pertama kedatangan Omar ke kampus sebagai mahasiswa penerima beasiswa dari India. Merekapun mulai berkawan erat.

Omar ada rasa kepada Maya. Tapi, Omar tidak tahu kalau Maya ternyata pacarnya Sameer. Mereka berteman sangat akrab. Ketika Sameer mendapat kecelakaan –pada suatu peristiwa pencopetan yang melibatkan maya- Maya menangis sejadi-jadinya dan mengucapkan kata-kata cinta kepada Sameer. Saat itu, mereka sedang bertiga. Tentu saja Omar mendengar semua kata-kata itu. Dia begitu sedih. Tapi, dia tidak memperlihatkan kesedihannya itu kepada Sameer dan Maya. Setelah beasiswanya berakhir, Omarpun menghilang dari kehidupan Sameer dan maya hingga takdir harus mempertemukan mereka kembali tujuh tahun kemudian dalam sebuah drama yang sangat mengharukan.

Roshan mengatur cara bagaimana supaya Omar bisa bertemu dan tinggal dengan keluarga Sameer. Upaya tersebut berhasil. Omar akhirnya tinggal dan menjadi mata-mata FBI di rumah Sameer. Omar tidak menemukan bukti apa-apa tentang keterlibatan Sameer dalam organisasi teroris hingga ia dihadapkan pada suatu peristiwa. Sameer dan komplotannya memang sekelompok teroris.

Omar bingung. Sameer pun menceritakan keadaan yang sebenarnya.

Flashback. Beberapa hari setelah runtuhnya WTC, ribuan warga muslim di Amerika diciduk, dimasukkan ke dalam penjara dan dianiaya. Sameer salah satunya. Dia tidak tahu apa-apa. Tapi, faktanya dia diperlakukan seperti hewan di dalam penjara. Dituduh yang bukan-bukan. Ditelanjangi. Disiksa. Dikencingi. Diikat. Dan diberi makanan yang tak layak makan. Begitu sampai 9 bulan, para polisi setempat menyatakan Sameer tidak bersalah.

Sameer keluar penjara dalam keadaan stress dan depresi. Tapi, ada Maya yang selalu setia menemaninya. Berhari-hari dan untuk beberapa lama, Maya terus saja membangkitkan semangat hidup Sameer. Akhirnya, Maya dan Sameer menikah.

Sameer mulai sehat kembali. Tapi, ada sesuatu yang tumbuh dari dalam dirinya. Dendam. Balas dendam kepada orang-orang yang menangkap dan memperlakukan dirinya dengan seenaknya. Dia pergi menemui sebuah komplotan teroris (Orang-orang yang awalnya mengalami nasib yang sama dengan sameer di dalam penjara ketika dituduh sebagai biang runtuhnya WTC). Dengan dalih mengembalikan harga diri, mereka memberikan Sameer kesempatan untuk bergabung.

Mengenai profesinya sebagai teroris, Sameer tidak pernah memberitahu maya. Pernah satu kali, ia ingin memeberitahukan semuanya. Tapi, ketika itu pula Maya memberitahu bahwa ia sedang hamil. Hingga Omar masuk ke dalam kehidupan mereka, tidak ada yang menyinggung masalah teroris.

Omar dihadapkan pada siatuasi yang sangat sulit. Di satu sisi, ia harus membuktikan kepada FBI bahwa ia dan Sameer bukanlah teroris. Tapi, di sisi lain, Sameer memang seorang teroris. Omar dengan sekuat tenaganya berusaha mengembalikan Sameer ke jalan yang benar.

Sampai pada suatu ketika, Sameer ingin meledakkan sebuah gedung milik Amerika. Omar berusaha membatalkannya. Karena suatu hal yang menyangkut keamanan –menurut Sameer- Sameer membatalkan rencana tersebut. Omar lega.

Tapi, siapa sangka. Sameer –tanpa sepengetahuan Omar- tetap menjalankan misi peledakan tersebut. Targetnya adalah FBI. Omar terlambat tahu. Maya juga berada di gedung itu untuk meminta surat jaminan agar Sameer tidak dibunuh. Ternyata Maya telah mengetahui semuanya dari awal, bahwa Sameer adalah seorang teroris. Sameer telah memasang bom di gedung itu. Omar dan Maya berusaha menyadarkan Sameer untuk tidak meledakkan gedung itu. Sameer bergeming. FBI telah menyiapkan penembak jitu diatas helikopter. Entah apa yang merasuki pikiran Sameer waktu itu, yang jelas ia menjatuhkan pengendali bom itu dan mengembangkan tangannya seoleh menyerahkan dirinya untuk ditembak. Maya berlari mendekati Sameer. Para menembak mulai melesakkan pelurunya. Sameer tertembak. Maya juga tertembak.. Sedang Omar, yang telah berusaha mengejar Maya, dihalangi oleh Roshan. Tinggalah Omar sendiri. Tinggallah Daniel sendiri. Maya dan Sameer tewas.

Benar-benar kisah yang mengaharukan. Saya tidak bisa menjelaskan secara gamblang efek psikologis yang dibuat oleh film tersebut. Bagaiamana dari awal cerita, sang penggarp film menggambarkan keakraban Omar dan Maya. Maya dan Sameer. Sameer dan Omar. Bagaimana mereka begitu akrab berteman. Lalu bagaimana penderitaan yang dialami oleh Sameer di dalam penjara. Lalu bagaimana kisah tragis yang menimpa Sameer dan Maya dalam insiden penembakan itu. Benar-benar pintar. Saya terharu, sedih.

Satu pesan yang sapat saya tangkap bahwa yang melahirkan teroris itu adalah orang-orang yang selama ini berteriak untuk memerangi teroris. Mereka menangkap orang-orang yang diduga –hanya menduga saja- sebagai teroris, mencebloskan mereka ke dalam penjara dan menganiaya mereka. Siapa yang tak akan balas dendam jika diperlakukan seperti itu. Saya menyadari beberapa hal; bahwa tidak selamanya teroris itu salah. Bukalah pikiran terhadap hal-hal baru.

Pukul 03.40 dini hari. Kipas angin mengibarkan dingin dengan sangat kencang. Saatnya untuk makan sahur.

Ah, nanti, jika saya bisa tertidur, saya ingin bermimpi memerankan Omar dalam film tersebut. Tapi, saya ingin kejadian itu hanya dalam mimpi. Karena cita-cita saya dalam dunia nyata bukanlah ingin menjadi seorang aktor. Thanks God for everything you have done for me.

1 komentar:

  1. tadi malam saya menonton film tentang new york tapi saya blom menemukan jawabanya.. saya ingin bertanya.."kenapa roshan memilih omar untuk jadi mata2..? apa dy tw lw mrka sahabatan sebelumnya..? padahal kan omar baru cerita setelah di tangkap..? apa roshan hanya sekedar mengambil sembarang orang untuk jd mata2 sammer..? lalu seteleh d ceritaka omar wktu d tangkap suatu kebetulan buat roshan..??

    BalasHapus